Tempat Wisata di Batam
Terbuai pesona Jembatan Barelang
Sumber: Dok. Pribadi
Konon, belum sah datang ke Batam bila belum melihat dan berfoto di Jembatan Barelang. Jembatan yang diprakarsai oleh B.J. Habibie di tahun 1991 ini menjadi ikon dan landmark Batam.
Apa yang membuatnya istimewa? Jembatan Barelang terdiri dari enam buah jembatan dengan arsitektur yang berbeda-beda. Jembatan-jembatan tersebut kemudian diberi nama raja yang pernah berkuasa pada zaman Kerajaan Melayu Riau, di antaranya Jembatan Tengku Fisabilillah (Jembatan I), Jembatan Nara Singa (Jembatan II), Jembatan Raja Ali Haji (Jembatan III), Jembatan Sultan Zainal Abidin (Jembatan IV), Jembatan Tuanku Tambusai (Jembatan V), dan Jembatan Raja Kecik (Jembatan VI).
Nama Barelang sendiri merupakan singkatan dari Pulau Batam, Rempang, dan Galang. Pada awal perencanaannya, jembatan ini difungsikan untuk menghubungkan tiga pulau besar tersebut, dan beberapa pulau kecil yang termasuk dalam Kepulauan Riau. B.J. Habibie yang kala itu memimpin Batam sebagai Ketua Otorita Batam (sekarang menjadi Badan Pengusaha Batam) ingin menjadikan pulau-pulau di sekitar Batam ikut berkembang, mengingat Batam dicanangkan sebagai kota industri.
Belajar sejarah di Ex-Camp Vietnam
Sumber: Dok. Pribadi
Mumpung sedang berada di kawasan Jembatan Barelang, pastikanlah untuk singgah sebentar di salah satu tempat yang dahulunya menjadi ‘rumah’ bagi pengungsi Vietnam yang mencari perlindungan. Dinamakan Ex-Camp Vietnam, tempat ini berada di Pulau Galang, tak jauh dari jembatan ke-5 Barelang. Karena dianggap bersejarah, pemerintah setempat mengelola objek wisata ini sebagai tujuan wisata dengan memungut biaya masuk sebesar Rp10.000 per orang ditambah uang parkir mobil sebesar Rp10.000.
Terbangunnya Ex-Camp Vietnam dengan fasilitas lengkap di Pulau Galang merupakan kerja sama antara Pemerintahan Indonesia dengan PBB untuk membantu masyarakat Vietnam yang mengalami perang saudara di tahun 1979. Saat ini, beberapa tempat memang sudah tampak dipugar, namun beberapa spot seperti barak-barak pengungsian, rumah sakit, sekolah, gereja, wihara, kantor polisi, penjara, bahkan replika kapal yang digunakan masyarakat Vietnam mengarungi Laut Cina Selatan menuju Pulau Galang demi mencari tempat perlindungan, masih sengaja dibiarkan begitu saja seperti aslinya.
Foto dulu di “Welcome to Batam”
Sumber: Dok. Pribadi
Jika di Amerika ada tulisan “Hollywood”, maka di Batam ada tulisan “Welcome to Batam”. Terletak di Bukit Clara, Batam Center, tulisan besar ini menjadi salah satu tempat wisata yang ramai dikunjungi warga lokal dan wisatawan untuk ber-selfie ria. Tak jauh dari sini, ada Masjid Raya Kota Batam dan Dataran Engku Putri (alun-alun Kota Batam) yang bisa ditempuh dengan berjalan kaki.
Tulisan ini menghadap Pelabuhan Ferry Internasional Batam Center, sehingga turis dari Singapura, Malaysia dan sekitarnya seakan disambut sebagai pendatang. Jika mau ke sini, kamu tidak perlu bayar apapun. Hanya cukup bawa uang receh saja untuk jajan camilan karena ada banyak pedagang yang berjualan.
Nongkrong di kedai kopi
Ingin menikmati Batam layaknya penduduk lokal? Datang saja ke kedai kopi mana pun yang ada di setiap sudut kota! Kedai kopi merupakan salah satu ikon kuliner klasik yang telah menjadi budaya di Batam. Pengalaman saya, kedai kopi-kedai kopi lokal ini tak terpengaruh sedikit pun dengan persaingan coffee shop modern yang menjamur di sini.Bila saya perhatikan, anak muda dan orang tua membaur di sini. Dengan harga terjangkau dan banyaknya pilihan menu yang ada, mulai dari kopi O, teh O, teh obeng, teh tarik, nasi lemak, sup ikan, yong tahu, bubur ayam, lontong sayur hingga roti prata, siapa yang tak mau?
Bersenang-senang di Ocarina Park
Sumber: Dok. Pribadi
Masih di kawasan Batam Center, ada sebuah taman bermain seluas 40 hektar yang berada di tepi pantai bernama Ocarina Park. Cukup dengan membayar uang masuk sebesar Rp10.000 per orang dan tiket parkir Rp5.000, saya bisa menikmati suasana pantai sambil melihat kapal ferry tujuan Batam-Singapura atau Batam-Johor Bahru hilir mudik di depan mata. Ya, jangan kaget. Letak Ocarina Park memang tak jauh dari Pelabuhan Ferry International Batam Center.
Setelah puas bermain air, saya mencoba naik wahana giant wheel (bianglala) dengan membayar tiket sebesar Rp15.000. Dari ketinggian bianglala, saya bisa melihat suasana sekitar dengan lebih puas. Serunya lagi, pengunjung bisa merasakan serunya mandi busa setiap weekend sore. Makanya, salah satu objek wisata di Batam ini selalu ramai dikunjungi.
Cantiknya Pantai Nongsa
Sumber: Dok. pribadi
Tempat wisata di Batam selanjutnya adalah Pantai Nongsa. Nongsa merupakan sebuah kecamatan yang terkenal dengan keindahan pantainya. Dari pusat kota Batam Center, saya membutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk mencapai Pantai Nongsa. Di sepanjang garis pantai ini, banyak hotel dan resor bertaraf internasional berjejer sebagai tempat menginap seru yang bisa kamu coba. Namun, ada sebagian Pantai Nongsa yang menjadi bagian dari kampung tradisional dan dirawat secara swadaya oleh masyarakat sekitar. Jika ingin melihat keindahannya, biaya masuk Pantai Nongsa hanya Rp5.000 saja.
Ada yang menarik dari Pantai Nongsa ini, yaitu sebuah pulau yang terletak di seberangnya bernama Pulau Putri. Pulau yang tak terlalu besar ini bisa diakses menggunakan pancung (kapal kayu bermesin). Di sana, kamu bisa menikmati wisata air, seperti berenang dan snorkeling. Pulau ini bahkan menjadi spot favorit anak muda Batam untuk camping. Jadi, mumpung sedang berkunjung ke Pantai Nongsa, sempatkan diri untuk menyeberang sebentar ke Pulau Putri.
Main sebentar di Pulau Belakang Padang
Sumber: Instagram @dhimas.satrio.w
Kota Batam dikelilingi oleh pulau-pulau kecil di sekelilingnya. Salah satunya adalah Pulau Belakang Padang yang memberikan pesona tersendiri. Untuk mencapai pulau ini, saya harus menaiki pancung dari Pelabuhan Pancung, Sekupang, selama 20 menit dengan membayar Rp15.000 sekali jalan.
Begitu menjejakkan kaki di dermaga Pulau Belakang Padang, saya disambut dengan slogan bertuliskan “Selamat Datang di Kec. Belakang Padang, Pulau Penawar Rindu, Kota Batam”. Kalau kamu tanya kenapa disebut Pulau Penawar Rindu, saya juga tidak tahu alasannya. Tapi hal lain yang membuat saya senang, pemandangan Singapura terlihat sangat jelas pada hari itu karena kebetulan cuaca sedang cerah. Tangan saya rasanya sudah gatal untuk segera mengabadikan keindahannya.
Sebenarnya, ada banyak objek menarik yang bisa dikunjungi di pulau ini. Salah satu yang terkenal di kalangan pelancong adalah Pantai Pasir Putih yang berada di bagian belakang pulau. Saya memilih berjalan kaki sambil menikmati suasana pulau dan melihat rumah-rumah penduduk khas Melayu yang dicat berwarna-warni. Jika kamu malas berjalan kaki, ada ojek motor yang siap mengantarmu menuju pantai tersebut.
Oh iya, saya sarankan untuk datang ke pulau ini di pagi hari. Maksudnya, agar kamu bisa mencicipi berbagai sarapan khas Melayu yang banyak dijual di pasar dekat dermaga Pulau Belakang Padang. Kenikmatan masakan Melayu Belakang Padang sudah terkenal, bahkan banyak penduduk Batam sengaja datang ke sini setiap akhir pekan hanya untuk menikmati kelezatan makanan tersebut.
Relaks sejenak di Taman Wisata Habibie Tangga Seribu
Masih di kawasan Sekupang, saya lanjut ke Taman Wisata Habibie Tangga Seribu. Menuju ke lokasi ini tidak sulit karena banyaknya petunjuk jalan. Jangan lupa pula, siapkan uang masuk Rp5.000 per orang. Sekadar informasi, tempat wisata ini dulunya merupakan kawasan kediaman B.J. Habibie saat menjadi pendiri dan pemimpin Otorita Batam.Kawasan ini sangatlah rindang dan punya banyak saung-saung kecil. Dengan posisi berada di atas bukit, pesona laut, gedung pencakar langit Singapura, dan banyaknya kapal besar berlayar menjadi pemandangan yang menyejukkan mata. Sementara Tangga Seribu diambil dari lokasi tempat yang memang memiliki banyak tangga. Jika ingin main ke pantainya, kamu harus menuruni sejumlah anak tangga terlebih dahulu. Namun, jika tidak, kamu bisa selfie di rumah pohon yang dibangun swadaya masyarakat. Kalau mau foto di sini, jangan lupa bayar Rp2.000 dulu, ya.
Menikmati pemandangan Singapura dari Pantai Tanjung Pinggir
Daerah Sekupang merupakan daerah yang langsung berhadapan dengan Singapura. Jadi, jika kamu ingin melihat view Negeri Singa ini, silakan ke Pantai Tanjung Pinggir, Sekupang. Pantai ini terletak tak jauh dari Pelabuhan Domestik Sekupang, tepatnya berada di samping KTM Resort. Untuk biaya masuk, saya hanya dikenakan biaya sebesar Rp10.000 saja.Kalau kamu mau ke sini, jangan lupa bawa makanan dan minuman sendiri karena banyak masyarakat lokal datang ke pantai ini untuk berpiknik di akhir pekan. Selain itu, siapkan baju ganti karena rasanya tak tahan untuk tidak berenang di sana.
Berburu gadget dan tas murah di Nagoya
Kalau mendengar kata “Nagoya”, pikiranmu pasti langsung tertuju pada sebuah kota di Jepang. Tapi sekarang, saya tak perlu jauh-jauh ke Jepang karena “Nagoya” ada di Batam. Kawasan Nagoya sebenarnya menyerupai China Town-nya Batam. Di sini, pengunjung bisa berbelanja tas branded, gadget, parfum, bahkan alat elektronik dengan harga miring. Ya, Batam merupakan kawasan free trade zone di mana semua barang yang masuk ke Batam tidak dikenakan pajak sedikit pun.Jika ingin belanja tas branded dan parfum murah, ratusan toko di kawasan Nagoya bisa kamu jelajahi satu per satu. Namun, bila ingin mencari gadget, datanglah ke Lucky Plaza yang terkenal sebagai pusat belanja aneka laptop, smartphone, dan kamera dengan harga murah di Batam.
Puas makan seafood di Piayu Laut
Siapa bilang makan seafood pasti mahal? Di Batam, saya puas sekali bisa menikmati berbagai kuliner seafood yang enak dan segar dengan harga murah. Ada banyak restoran seafood yang menawarkan berbagai menu, namun Piayu Laut menjadi salah satu tempat seafood yang terkenal di Batam.Terletak di kawasan Tanjung Piayu, tempat makan ini berdiri sederhana karena hanya berupa rumah panggung kayu di atas laut layaknya rumah nelayan. Tapi jangan salah, rasanya boleh diadu dengan restoran seafood yang mahal. Kalau kamu ke sini, saya rekomendasikan untuk mencoba gonggong, sejenis siput laut yang menjadi makanan khas Kepula
Tidak ada komentar:
Posting Komentar