Tarian Khas Betawi Jakarta
1. Tari Cokek
Tari Cokek merupakan tarian tradisional yang berasal dari budaya Betawi.
Selain dari Betawi, tarian ini juga seringkali dijumpai di kawasan
Tangerang. Karena tarian ini merupakan hasil gesekan antara budaya
Betawi, Banten, dan Cina. Tari Cokek telah ada sejak abad ke-19 di
daerah Teluknaga, Tangerang yang dibawa oleh seorang saudagar Cina yang
bernama Tan Sio Kek
Awal kemunculannya, Tari Cokek ini dimainkan oleh tiga para penari perempuan. Sekarang, pertunjukan Tari Cokek sering kali dimainkan oleh lima orang penari perempuan dan beberapa orang laki laki sebagai para pemain musik yang sebagian ikut mengiringi tarian wanita ini. Sehelai selendang yang terikat pada pinggang penari perempuan merupakan salah satu dari ornamen pakaian utama para penari wanita yang dipadu kebaya warna mencolok. Selendang ini bernama cokek.
Sekilas, Tari Cokek ini mirip tari Sintren dari Cirebon atau sejenis Ronggeng yang ada di Jawa Tengah, di mana para penarinya memiliki kewenangan untuk mengajak para penonton ikut menari. Akan tetapi, salah satu bagian yang menarik dalam Tarian Cokek adalah iringan musik Gambang Kromong. Selengkapnya tentang Tari Cokek anda bisa mengunjungi artikel berjudul "Tari Cokek, Tarian Tradisional Khas Betawi Jakarta".
2.Tari Lenggang Nyai
Tari Lenggang Nyai
Asal mula tari lenggang ini berasal dari kisah seorang gadis cantik asal bertawi bernama Nyai Dasimah yang sedang berada dalam kebingunannya untuk memilih dua pilihan pasangan hidup, yaitu seorang Belanda dan seorang Indonesia. Ia pun kemudian menjadi istri seorang Belanda yang bernama Edward William. Merasa terkekang oleh aturan yang dibuat suaminya, Nyai Dasima pun menjadikan alasan tersebut untuk memberontak atas kesewenangan yang dilakukan terhadap dirinya. Perjuangan atas hak-hak perempuan inilah yang menginspirasi Wiwiek Widiastuti untuk mengenang dari perjuangan Nyai Dasima dalam bentuk gerak tarian Lenggang Nyai.
Karakter tari lenggang nyai ini lebih banyak menggunakan bentuk gerakan yang lincah sebagai personifikasi masyarakat betawi. Terkadang, seperti yang tidak dapat mengambil keputusan, gerakan tarian ini menunjukan bagaimana ia bergerak disatu sisi ke sisi lain. selain itu juga, tari Lenggang Nyai menceritakan keceriaan serta keluwesan gadis belia Betawi dan tentunya kebahagiaan Nyai Dasima yang dapat menentukan pilihan hidupnya. Selengkapnya tentang Tari Lenggang Nyai anda bisa mengunjungi artikel berjudul "Tari Lenggang Nyai, Tarian Tradisional Betawi Dari Jakarta
3.Tari Renggong Manis
Tari Renggong Manis
Tari Renggong Manis merupakan hasil dari kawin silang budaya, yakni Tari Renggong Manis. Tarian yang merupakan ungkapan dari kebahagiaan dan juga rasa kebersamaan para remaja putri ini merupakan perpaduan diantara budaya Betawi, Arab, India, dan juga budaya Cina Klasik. Tidak heran jika melihat banyaknya pengaruh dari budaya luar yang masuk ke dalam budaya Betawi, mengingat letak Provinsi Jakarta dan adanya pelabuhan Sunda Kelapa sendiri yang merupakan sebuah pintu menuju Indonesia di masa lampau.
Tari Renggong Manis ini biasanya dimainkan dalam acara-acara resmi. Biasanya akan ditampilkan pertama sebelum memasuki acara utama, yaitu sebagai media penyambutan para tamu. Kebahagiaan tuan rumah atas kedatangan para tamunya diasosiasikan dengan keceriaan dari Tari Renggong Manis tersebut. Selengkapnya tentang Tari Renggong Manis anda bisa mengunjungi artikel berjudul "Tari Renggong Manis, Tarian Tradisional Betawi Jakarta".
4. Tari Sirih Kuning
Tari Sirih Kuning
Tarian ini pada umumnya dibawakan secara berpasangan dengan diiringi musik khas Betawi yakni Gambang Kromong. Tari Sirih Kuning biasanya dipentaskan untuk menyambut atau memeriahkan sebuah acara. Tari Sirih Kuning ini merupakan pengembangan dari tari cokek, yaitu tarian tradisional yang berasal dari budaya Betawi dan banyak berkembang di Tangerang.
Saat ini, tarian ini biasa dipakai untuk mengiringi para pengantin Betawi saat memasuki pelaminan serangkai dengan proses penyerahan "sirih dare" dari mempelai pria terhadap pengantin wanita. Selain itu tarian ini juga kerap dipentasakan pada acara hiburan penyambutan para tamu kehormatan maupun perayaan lengkap dengan irama lagu khas Betawi. Selengkapnya tentang Tari Sirih Kuning anda bisa mengunjungi artikel berjudul "Tari Sirih Kuning, Tarian Tradisional Betawi Jakarta"
5. Tari Topeng Betawi
Tari Topeng Betawi
Tari Topeng Betawi adalah salah satu tarian tradisional masyarakat betawi di Jakarta yang memakai topeng sebagai ciri khasnya. Tari Topeng Betawi ini merupakan perpaduan antara musik, seni tari, dan nyanyian. Seperti pertunjukan teater atau opera, para penari menari dengan diiringi suara musik dan nyanyian. Tari Topeng Betawi ini lebih bersifat teatrikal dan juga komunikatif lewat gerakan.
Dalam pertunjukannya, tarian ini diawali dengan lagu yang diiringi oleh musik pengiring. Setelah itu para penari keluar sambil menari dengan menggunakan topeng. Gerakan yang dilakukan para penari tergantung pada tema yang dibawakan. Tema yang dibawakan dalam tarian ini tergolong variatif diantaranya adalah cerita legenda, kritik sosial, kehidupan masyarakat, dan cerita klasik lainnya. Tari Topeng Betawi ini merupakan tarian yang bersifat teatrikal. Sehingga ada pesan yang disampaikan melalui gerakan para penari dalam menari. Selengkapnya tentang Tari Topeng Betawi anda bisa mengunjungi artikel berjudul "Tari Topeng Betawi, Tarian Tradisional Dari Kota Jakarta".
6. Tari Yapong
Tari Yapong
Tarian ini merupakan tarian jenis tarian kontemporer yang melambangkan suka cita dan pergaulan masyarakat. Tarian Yapong kerap di pentaskan di berbagai macam acara atau pesta rakyat di DKI Jakarta. Menurut sejarahnya, Tari Yapong ini di mulai pada tahun 1977 pada saat acara ulang tahun kota Jakarta ke-450. Ketika itu acara yang di selenggarakan mengangkat tema mengenai perjuangan Pangeran Jayakarta dan mempercayakannya kepada seniman besar bernama "Bagong Kussudiarjo" sebagai penyelenggara acara tersebut. Dalam menyiapkan acara tersebut, Bagong melakukan penelitian terlebih dahulu mengenai kehidupan masyarakat Betawi.
Di dalam penelitian tersebut bagong melakukan observasi secara langsung kepada masyarakat Betawi serta melakukan penelitian melalui perpustakaan, slide dan juga film mengenai masyarakat Betawi. Sampai pada akhirnya menjadi sebuah sendatari yang di pentaskan di Balai sidang senyan, DKI Jakarta di tanggal 20 juni 1977.
Tari Yapong sendiri merupakan suatu adegan di dalam sendratari tersebut, dimana para penari akan menari dengan riang gembira menyambut kedatangan Pangeran Jayakarta. Nama "yapong" pada tarian ini di ambil dari lagu yang mengiring para penari berbunyi "ya..ya..ya" dan suara musik pengiring yang terdengar seperti "pong..pong..pong". Tarian ini dianggap oleh masyarakat sebagai tarian yang menarik, sehingga di jadikan tarian lepas dan dikenal nama Tari Yapong. Selengkapnya tentang Tari Yapong anda bisa mengunjungi artikel berjudul "Tari Yapong, Tarian Tradisional Dari Betawi Jakarta".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar